Yang dimaksud membuka pelajaran pendidikan IPS adalah kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kemampuan dan kesiapan mental siswa harus sesuai dengan dengan tingkat usia dan pengalamannya. Maka pendalaman materi Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar harus pula disesuaikan dengan tingkat usia dan pengalaman tersebut. Siswa yang menjadi objek dan subjek pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar memiliki dasar kesadaran mental yang harus ditumbuhkan dan dikembangkan. Dasar kesadaran mental tersebut antara lain : minat. Dorongan untuk mengetahui kenyataan dan dorongan untuk menemukan sendiri gejala-gejala kehidupan (Sumaatmadja, 2004 : 78). Dasar kesadaran siswa dapat dibagi atas: kesiapan kognitif dan kesiapan efektif.
Walaupun yang dipengaruhi keberhasilan belajar adalah tingkat kesiapan secara keseluruhan namun yang sering ditonjolkan adalah kesiapan kognitif. Oleh karena itu, menurut Bruner (dalam Ratumanan, 2004: 66) kesiapan merupakan peristiwa aktif yang mempengaruhi lingkungan belajar. Kesiapan bukan peristiwa yang ditunggu kedatangannya, kesiapan tidaklah bersifat pasif.
Berdasarkan pendapat tersebut berarti kesiapan harus diciptakan. Tingkat kesiapan merupakan peristiwa yang timbul dari lingkungan belajar yang kaya dan bermakna dihadapkan pada guru yang mendorong siswa dalam berbagai peristiwa belajar yang menarik perhatian.
Kegiatan membuka pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial semacam ini tidak saja harus dilakukan guru pada awal pelajaran tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Untuk menciptakan suasana siap mental siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat memberikan usaha-usaha memberi acuan dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa dengan bahan baru yang akan dipelajari oleh siswa. Siswa yang siap mental untuk belajar semacam itu adalah mereka yang telah mengetahui: tujuan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, masalah-masalah pokok yang harus diperhatikan, langkah-langkah kegiatan belajar yang harus dilaksanakan dan mengetahui batas-batas tugas yang harus dikerjakan untuk menguasai pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut.
Untuk menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha menimbulkan rasa ingin tahu, sikap hangat dan antusias, memvariasikan cara belajarnya, menggunakan alat-alat bantu mengajar, memvariasikan pola interaksi dalam kelas dan sebagainya. Siswa yang perhatian dan motivasinya telah timbul akan nampak aktif dalam melakukan tugas, semangat dan kualitas responnya tinggi.
Adapula aktivitas yang ditampilkan guru pada saat membuka pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial misalnya menertibkan siswa untuk menerima pelajaran baru, mengisi absensi, memberi pengumuman atau mengucapkan salam pembuka pada waktu guru masuk dan bertatap muka dengan siswa, namun aktivitas ini tidak termasuk indikator kemampuan guru dalam membuka pelajaran. Hal-hal tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilakukan guru pada setiap masuk kelas. Kegiatan membuka pelajaran yaitu, menarik perhatian siswa, membangkitkan motivasi, memberi acuan, membuat kaitan (Suciati (2004, 89) .
Memperhatikan penjelasan di atas, maka uraian selanjutnya lebih memusatkan perhatian pada beberapa indikator keterampilan guru dalam membukan pelajaran.
Menarik Perhatian Siswa
Banyak cara yang digunakan guru untuk manarik perhatian siswa, antara lain:
1. Gaya Mengajar Guru Pendidikan IPS
Perhatian siswa dapat diamati dengan memvariasikan gaya guru mengajar pendidikan IPS. Misalnya memilih posisi di kelas dan memilih kegiatan yang berbeda dari biasanya, yang ia kerjakan dalam membuka pelajaran pendidikan IPS. Pertama berdiri di tengah-tengah kelas, kemudian secara perlahan ia berjalan ke belakang atau ke samping dengan kegiatan yang berbeda dan nada suara yang menunjukkan rasa bangga.
2. Penggunaan Alat-Alat Bantu Mengajar Pendidikan IPS
Alat bantu mengajar atau juga disebut alat peraga adalah media pengajaran yang digunakan untuk memperagakan benda-benda atau gejala-gejala yang tidak dapat secara langsung dapat dibawa kedalam kelas (Sumaatmadja, 2004:117). Guru dapat menggunakan alat-alat bantu mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial seperti gambar, model, skema, dan sebagainya untuk menarik perhatian siswa, dapat pula membangkitkan motivasi dan memungkinkan terjadinya kaitan antara hal-hal yang telah diketahui siswa dengan hal-hal yang baru yang akan dipelajari
3. Pola Interaksi yang bervariasi
Variasi pola interaksi guru-siswa yang biasa, seperti guru menerangkan, siswa mendengar, atau guru bertanya, siswa menjawab, hanya dapat menimbulkan rangsangan permulaan saja. Siswa belum sepenuhnya dapat memusatkan perhatian kepada hal-hal yang akan dipelajari. Oleh karena itu agar siswa dapat tertarik perhatiannya guru hendaknya mengadakan pola interaksi yang bervariasi dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar, seperti guru memberi perintah, guru memberikan kesempatan kepada siswa bertanya, guru atau siswa lainnya menjawab pertanyaan itu, siswa berinteraksi dengan siswa lainnya dalam diskusi kelompok kecil atau dalam suatu eksperimen, guru mengemukakan masalah yang menarik ke seluruh kelas lalu siswa diminta mengemukakan pendapat atau guru menunjukkan barang yang bisa ditonton seperti model-model yang ada manfaatnya lalu siswa diminta untuk melihatnya secara bergiliran baik secara kelompok ataupun sendiri.
Membangkitkan Motivasi
Masalah satu tujuan dari prosedur membuka pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah memilih secara hati-hati yang menjadi perhatian siswa. Hal-hal yang menjadi perhatian siswa itu dapat digunakan untuk menimbulkan motivasi dalam proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar. Dengan adanya motivasi proses belajat mengajar menjadi dipermudah. Oleh karena itu guru hendaknya melaksanakan bagaimana cara untuk membangkitkan motivasi ( Suciati, 2004: 78). Cara-caranya yaitu :
1) Dengan Kehangatan dan Keantusiasan
Guru bersikap ramah, antusias, bersahabat dan hangat. Sebab sikap yang demikian itu dapat membangkitka faktor-faktor dari dalam yang mendorong tingkah laku dan kesenangan dalam mengerjakan tugas, maka dengan demikian siswa akan bangkit motivasinya.
2) Dengan menimbulkan rasa ingin tahu
Guru dapat menimbulkan motivasinya dengan cara menimbulkan rasa ingin tahu dan keheranan siswa. Hal ini dimaksudkan dengan dilandasi oleh hal-hal yang menarik dan merangsang keingintahuan siswa dan didorong untuk membuktikan sendiri apa yang telah dipelajarinya dengan kenyataan sehari-hari. Bila guru telah berhasil menyampaikan pelajaran secara menarik dan bermakna bagi siswa-siswa secara tajam dan terarah, maka siswa dapat menemukan fakta, gejala dan masalah sosial yang terjadi di sekitarnya. Mereka akan terdorong untuk mengetahui hal-hal yang akan dipelajari pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
3) Mengemukakan ide yang bertentangan
Untuk membangkitkan motivasi siwa, guru dapat melontarkan ide-ide yang bertentangan dengan mengajukan masalah atau kondisi dari kegiatan sehari-hari. Misalnya dalam mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial, guru mengajukan masalah-masalah berikut : “Kalau transmigrasi memungkinkan bagi kemakmuran penduduk, mengapa banyak penduduk di Palau Jawa enggan bertransmigrasi”.
4) Dengan memperhatikan minat siswa
Guru dapat membangkitkan motivasi anak dengan cara menyesuaikan dengan topik-topik pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan minat siswa. Minat siswa merupakan gudang yang kaya bagi aktivitas yang dapat dirancang oleh guru untuk membangkitkan motivasi. Hanya perlu diingat bahwa minat siswa dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, letak sekolah dan keadaan sosial ekonomi. Misalnya bagi siswa SD, permainan, cerita, aktivitas membuat sesuatu dan menemukan bagaimana sesuatu itu dijalankan seperti mobil-mobilan bisa berjalan adalah menarik minat siswa.
Memberikan Acuan
Dalam hubungannya dengan membuka pelajaran Pendidikan IPS, memberi acuan diartikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Untuk itu usaha dan cara yang dapat dilakukan guru adalah :
1). Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
Guru hendaknya lebih terdahulu mengemukakan tujuan belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dan batas-batas tugas yang harus dikerjakan oleh siswa agar mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang akan dipelajari serta tugas-tugas yang akan dikerjakan. Semakin jelas dan mendetail tujuan pengajaran dirumuskan, makin mudah bagi guru untuk mengontrol batas-batas tugas yang harus dilakuakan. Hasan (2003:19) mengemukakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan tujuan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai berikut : menggambarkan apa yang hendak dilakukan oleh siswa atau bagaimana ia akan berbuat, tidak memberikan tafsiran yang berbeda bagi siapapun yang mengadakan penilaian, mneyebutkan syarat-syarat pelaksanaan latihan dan menyebutkan standard yang akan dipakai untuk penilaian.
2). Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan
Pada permulaan atau pada saat tertentu selama penyajian pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa akan terarah perhatiannya untuk mempelajari materi tersebut jika guru dapat memberi saran-saran tentang langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan. Dalam hubungan ini guru perlu menguasai siswa, mengetahui tujuan yang akan dicapai, kondisi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar itu merupakan proses yang harus dilalui siswa dalam belajar. Sedangkan bagi guru menjadi petunjuk dalam mengajar.
3). Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas. Misalnya dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal yang positif dari sifat-sifat tentang suatu konsep manusia, benda, gambar dan sebagainya.
4). Mengajukan pertanyaan –pertanyaan
Pertanyaan –pertanyaan yang diajukan oleh guru sebelum memulai menjelaskan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial akan mengarahkan siswa dalam mengantisipasi pelajaran yang akan dipelajari. Tujuannya adalah agar siswa dapat memahami bahan pelajaran yang hendak diajarkan dalam dua jam pelajaran. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan dimaksudkan agar siswa mengetahui pokok-pokok pembahasan tersebut, sehigga siap mental dan tertarik untuk mengikutinya.
Membuat Kaitan
Jika guru yang akan mengajarkan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang baru perlu kiranya ia menghubungkan dengan hal-hal yang telah dikenal siswa atau dengan pengalaman-pengalaman siswa terdahulu atau dengan minat dan kebutuhan siswa untuk mempermudah pemahaman. Hal-hal yang telah dikenal, pengalaman-pengalaman, minat dan kebutuhan-kebutuhan siswa itulah yang disebut pengait, yaitu: mengajukan pertanyaana persepsi, menbuat kaitan antara aspek-aspek yang relevan antara bidang studi yang telah dikenal siswa, membandingkan atau mempertentangkan pengetahuanbaru dengan penegtahuan yang telah dikenalnya.
Keterampilan Guru Dalam Menutup Pelajaran IPS di SD
Menjelang akhir suatu pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial atau setiap penggal kegiatan guru harus melakukan kegiatan penutup pelajaran, agar siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang pokok-pokok materi pelajaran yang dipelajari selama proses belajar mengajar berlangsung. Kegiatan yang dilakukan guru dalam menutup pelajaran menurut Rusyan (2004: 65) adalah meninjau kembali, mengevaluasi, dan tindak lanjut.
Memperhatikan penjelasan di atas, maka uraian selanjutnya lebih memusatkan perhatian pada beberapa indikator keterampilan guru dalam menutup pelajaran.
a. Meninjau Kembali
Menjelang akhir suatu pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial atau pada setiap penggal kegiatan guru harus meninjau kembali apakah inti pelajaran yang telah diajarkan telah dikuasai oleh siswa. Ada dua cara meninjau kembali pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu :
1). Merangkum inti pelajaran
Pada dasarnya kegiatan merangkum inti pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini terdapat sepanjang proses pelajaran dan setelah setiap penggalan. Misalnya pada saat guru selesai menjelaskan tentang lingkungan sekitar siswa atau jika guru membuat kesimpulan secara lisan hasil diskusi yang ditugaskan pada siswa setelah selesai sejumlah pertanyaan dijawab oleh siswa, pada saat menjelang pergantian topik bahasan dan tentu saja pada saat pengajaran diakhiri. Selain guru, siswa dapat pula diminta membuat rangkuman secara singkat, tetapi jika rangkuman yang dibuat oleh siswa salah atau kurang sempurna, guru harus membetulkan atau menyempurnakannya.
2). Menbuat ringkasan
Cara lain dapat menempuh untuk memantapkan pokok-pokok materi yang diajarkan adalah membuat ringkasan. Selain manfaat tersebut dengan ringkasan itu siswa tidak memiliki buku sumber atau siswa yang lambat belajar dapat mempelajari kembali. Pembuatan ringkasan ini dapat dilakukan oleh guru atau dapat pula dilakukan siwa secara perorangan atau kelompok dan dapat pula dilakukan oleh guru dan siswa bersama-sama.
b. Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah memperoleh wawasan yang utuh tentang konsep yang diajarkan selama satu jam pertemuan atau sepenggal kegiatan tertentu adalah penilaian. Untuk maksud tersebut guru dapat meminta siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan secara lisan atau mengerjakan tugas-tugas secara tertulis sekaligus pula sebagai umpan balik untuk mengetahui efektivitas sajian. Bentuk evaluasi itu secara terperinci dalah sebagai berikut :
a) Mendemontrasikan keterampilan pada akhir satu penggal kegiatan, atau pada akhir sajian;
b) Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain;
c) Mengekspresikan pendapat siswa sendiri. Guru dapat meminta siswa untuk berkomentar tentang keefektifan suatu demontrasi yang dilakukan guru atau siswa-siswa lain;
d) Soal-soal tertulis, guru dapat memberikan soal-soal tertulis untuk dikerjakan siswa. Soal-soal tertulis itu dapat berbentuk uraian, tes objektif atau melengkapi lembaran kerja siswa (LKS).
c. Tindak Lanjut
Sebagai kegiatan akhir setelah melakukan evaluasi, perlu memberikan kegiatan tindak lanjut berupa tugas-tugas sabagai bahan pengayaan atau pemantapan terhadap bahan yang diajarkan selama tatap muka. Selain itu penanaman nilai dan sikap jangan dilupakan, misalnya : petuah, nasehat, pesan untuk belajar di rumah perlu disampaikan terutama pada akhir seluruh kegiatan atau disampaikan pada setiap akan ganti pelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar