Cari Blog Ini

Sabtu, 09 April 2011

Abdillah,S.Pd



teknik analisis data penelitian

Teknik Analisis Data
Tahap analisis data merupakan tahap yang penting dalam suatu penelitian, karena pada tahap ini hasil penelitian dapat dirumuskan. Setelah semua data terkumpul maka dideskripsikan dan dianalisis sebagai berikut:
a.      Analisis data hasil observasi
Analisis data hasil observasi digunakan untuk melihat aktivitas guru. Datanya dianalisis dengan menggunakan analisis prosentase. Skor yang diperoleh masing-masing indikator dijumlahkan dan hasilnya disebut jumlah skor. Selanjutnya dihitung prosentase rata-rata dengan cara membagi jumlah skor dengan skor maksimal yang dikalikan 100%, yaitu sebagai berikut.

Persentase nilai rata-rata(NR)= jumlah skor x 100%
                                                         Skor maksimal
Menurut Mukhlis (dalam Hadi, 2003:71) untuk menentukan taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan dengan kriteria sebagai berikut.
75%<NR< 100%     :sangat baik
50%<NR< 75%       : baik
25%<NR< 50%       :cukup
0%<NR< 25%         :kurangbaik

b.      Analisis data ketuntasan hasil belajar
Menentukan efektifitas pembelajaran digunakan analisis data hasil belajar siswa secara deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar siswa. Menurut Mukhlis (dalam Rozanna, 2008:28), seorang siswa dikatakan tuntas belajar bila memiliki daya serap paling sedikit 65 %. Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal tercapai bila paling sedikit 85 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa dikatakan tuntas belajar secara individu bila memiliki daya serap 65%. Sedangkan suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal apabila pencapaian  85 %.

Jumat, 08 April 2011

PAKEM

PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
PAKEM adalah singkatan dari pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.

a. Aktif
Pengertian Aktif menurut (Poerwadarminta 1987:32) adalah giat, bekerja dan berusaha berdasarkan dari definisi diatas maka pengertian aktif menurut (Johar dkk 2006:7) adalah bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membagun pengetahuan, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pembelajaran, jika pembelajaran tidak memberikan kesepatan kepada siswa untuk berperan aktif. Agar siswa itu aktif sebaiknya kursi-kursi diatur, agar siswa dapat bekerja dalam kelompok dan diskusi terjadi siswa. Guru memberikan tugas. kepada siswa untuk membuat rumus-rumus dalam matematika, dan di pajangkan di kelas, karena itu lebih menarik bagi siswa dari pada mempelajarinya pada buku teks. Guru juga harus melibatkan siswa dalam diskusi, memecahkan masalah dengan berbagai cara. Pembelajaran matematika perlu bersifat anak memecahkan masalah dari pada menghafalankan proses. Dengan demikian anak menjadi pintar menerapkan ketrampilan matematika dalam sehari-hari. Agar siswa lebih aktif guru juga harus bersahabat dengan siswa sehingga siswa tidak merasa segan mengeluarkan ide-idenya, guru juga harus semua pendapat siswa sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal.

b. Kreatif
Menurut (Badudu-Zain 2001:107) Kreatif adalah memiliki daya cipta atau mempunyai kemampuan untuk berkreasi. Sesuai dengan definisi di atas maka Kreatif di maksudkan menurut (Johar dkk 2006:7) adalah agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sihingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa dan guru menghargai serta memamerkan hasil karya semua siswa di kelas atau pun madding sekolah. Guru juga harus menciptakan lingkungan belajar yang kreatif. Demikian juga guru dalam menyajikan materi atau pun dalam pemberian tugas. Misalnya dalam memberikan materi guru bisa membuat alat peraga dari katon-katon atau kertas-kertas berwarna untuk membantu pemahaman siswa, juga dalam pemberian tugas, guru dapat memberikan berbagai cara, salah satunya soal sarapan pagi. Soal sarapan pagi di tempelkan pada suatu tempat khusus, anak-anak dapat memilih sendiri soal tersebut. Semakin pagi anak datang, semakin dapat memilih soal yang dapat dikerjakannya, sehingga semakin siang anak sampai di sekolah soal sarapang pagi tinggal yang paling sulit. Dengan demikian anak-anak akan semakin bergairah datang ke sekolah.

c. Efektif
Makna Efektif (Badudu-Zain 2001:87) adalah dapat membawa hasil, sedangkan yang di maksud efektif menutut (Johar dkk 2006:8) adalah dapat menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai, jika pebelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya.
Salah satu kelebihan PAKEM adalah melatih kemandirian siswa dalam belajar. Pendalaman pelajaran dilakukan dengan bimbingan langsung dari guru, sedangkan materi yang kurang esensial (kurang penting) dapat di baca sendiri oleh siswa. Dengan jalan demikian tidak perlu khawatir semua materi dapat diselesaikan dengan PAKEM akan meningkatkan berbagai kemampuan seperti dituntut KTSP. Guru juga harus efesiensi dengan waktu, dan memberikan tugas kepada siswa dengan panduan yang jelas, sehingga memperoleh hasil yang ditetapkan.

d. Menyenangkan
Menurut (Poerwadrminta 1987:64) Menyenangkan adalah sebagai rasa senang hati, memuaskan dan yang di maksud dengan menyenangkan menurut (Johar dkk 2006:8) adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian siswa meningkatkan hasil belajar.
Karena guru sangat kreatif memberikan materi dan tugas kepada siswa, sehingga siswa merespon sangat positif. Siswa merasa sekolah lebih menarik dan menyenangkan. Dan siswa suka belajar dalam kelompok dan saling belajar satu sama lain. Sehingga siswa pergi ke sekolah dengan senang hati dan semangat untuk belajar. Guru juga harus tampil dengan semangat, dan berpenampilan rapi agar tidak membosankan siswa secara garis besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
• Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
• Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan berbagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
• Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediankan ‘pojok baca’.
• Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
• Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

Pendekatan PAKEM yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah bagaimana cara seorang guru membuat suasana belajar yang dapat membawa hasil lebih baik. salah satu diantaranya ide-idenya sehingga siswa aktif saat belajar. Begitu juga dengan metode belajar guru harus kreatif dalam memberikan tugas-tugas kepada siswa dan cara belajar. Misalnya dengan cara meminta siswa membuat gambar pecahan yang diberi arsir pada karton dan di pajangkan di ruang kelas, dan hal seperti itu lebih senang bagi siswa untuk belajar dari pada di buku teks. Demikian juga supaya pembelajarannya efektif guru harus efesiensi terhadap waktu dan memberikan tugas-tugas kepada siswa dengan panduan yang jelas serta guru memanfaatkan sumber belajar dan media pembelajaran dengan tepat. Dan yang terakhir agar siswa senang belajar guru harus tampil dengan semangat dan berpenampilan rapi sehingga membuat suasana belajar siswa menjadi menyenangkan.

Poerwadarminta, 1987. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka.

Johar, Rahmah; Dkk 2006. Strategi Belajar Mengajar. Bahan Ajar. Universitas Syiah Kuala

Badudu, dkk, 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia . jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Kamis, 31 Maret 2011

Metode Eksperimen


Metode Eksperimen
Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan kedalam metode pembelajaran.
Sagala (2005:220) mengatakan, “Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”.
Selanjutnya, Syah (2006:32) mengatakan bahwa:

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa.
Lebih lanjut Djamarah (2002:90) menyebutkan bahwa, “Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

 Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Eksperimen
Menurut Fathurrahman (2008:82), Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan metode eksperimen adalah a) Perencanaan: yaitu meliputi kegiatan menerangkan metode eksperimen, membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang dapat diangkat, menetapkan alat-alat yang diperlukan, menentukan langkah-langkah apa saja yang perlu dicatat dan variabel-variabel yang harus dikontrol; b) Pelaksanaan: melaksanakan pembelajaran dengan metode eksperimen, mengumpulkan laporan, memproses kegiatan dan mengadakan tes untuk menguji pemahaman siswa.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan metode eksperimen menurut Fathurrahman (2008:84) adalah sebagai berikut:
a)      Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan.
b)      Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen.
c)      Sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan pengarahan tentang petunjuk dan langkah-langkah kegiatan eksperimen yang akan dilakukan.
d)     Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah direncanakan, bila hasilnya belum memuaskan dapat diulangi lagi untuk membuktikan kebenarannya.
e)      Setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil pekerjaannya secara tertulis.

Prosedur metode pembelajaran eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah: (a) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen. (b) memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat. (c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. (d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab
Sebaiknya metode eksperimen ini diterapkan pada pelajaran atau materi-materi yang belum diterangkan oleh metode lain, sehingga metode eksperimen ini terasa benar fungsinya bagi siswa.
Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya. 

Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Siswa juga terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

a.    Kelebihan Metode Eksperimen
     Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain:

1)   Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
2)   Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3)   Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

b.    Kekurangan Metode Eksperimen

Metode Eksperimen mengandung beberapa kekurangan, antara lain :

1)    Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi
2)   Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3)    Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4)   Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian (Djamarah, 2002:95).


Sedangkan menurut Roestiyah (2001:81), kelebihan metode eksperimen adalah sebagai berikut:
1)      Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
2)      Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
3)      Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

Kekurangan metode eksperimen adalah:

1)      Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
2)      Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
3)      Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.


Cara Mengatasi Kelemahan-Kelemahan Metode Eksperimen

Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode eksperimen:
1)   Hendaknya guru menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang ingin dicapai sehingga ia mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dengan eksperimen.
2)   Hendaknya guru membicarakan bersama-sama dengan siswa tentang langkah yang dianggap baik untuk memecahkan masalah dalam eksperimen, serta bahan-bahan yang diperlukan, variabel yang perlu dikontrol dan hal-hal yang perlu dicatat.
3)   Bila perlu, guru menolong siswa untuk memperoleh bahan-bahan yang diperlukan.
4)   Guru perlu merangsang agar setelah eksperimen berakhir, ia membanding-bandingkan hasilnya dengan eksperimen orang lain dan mendiskusikannya bila ada perbedaan-perbedaan atau kekeliruan (Sagala, 2005:221).

Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. (b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih. (c) dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu. (d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu. (e) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

Belajar


Pengertian Belajar
Belajar merupakan hal yang sangat penting, karena menyangkut proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar pihak yang terlibat secara langsung adalah siswa dan guru. Dalam proses belajar mengajar tersebut guru berfungsi sebagai pengajar, sedangkan siswa sebagai individu yang belajar dituntut selalu belajar untuk memperoleh prestasi belajar yang baik.
Belajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri, baik dalam  bentuk pengetahuan dan ketrampilan baru, dalam bentuk sikap dan nilai yang positif. Selama berlangsungnya kegiatan belajar, terjadilah proses interaksi antar orang yang melakukan kegiatan belajar yaitu warga belajar dan sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa manusia, yang berfungsi sebagai fasilitator yaitu tutor dan pamong maupun yang berupa non manusia seperti buku, siaran radio, dan televisi (Suryabrata, 2002:22).
Selanjutnya, Slameto (2003:2) mengatakan bahwa:

Belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan  lingkungannya.

Lebih lanjut, Syah (2006:68) menyebutkan bahwa “Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif”. Sehubungan dengan pengertian ini perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah segala sesuatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja untuk merubah prilaku kearah yang lebih baik.
Ciri-Ciri Belajar
Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu. Johar (2006:21) merinci ciri-ciri interaksi belajar dan pembelajaran sebagai berikut:
1.    Memiliki tujuan yaitu membentuk anak didik untuk mendapatkan keahlian baru. Hasil belajar dan pembelajaran akan mengantarkan anak didik mengetahui, menguasai, dan terampil melakukan hal-hal baru yang sebelumnya belum dimiliki. Bernilai edukatif apabila proses belajar dan pembelajaran dapat mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan pada awalnya.
2.    Ada suatu prosedur yang dirancang secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur atau langkah-langkah sistematis dan relevan yang harus ditempuh agar tujuan dapat dicapai secara optimal.
3.    Penggarapan materi secara khusus. Materi yang disajikan dipilih dan didesain untuk pencapaian tujuan tertentu. Dengan memperhatikan berbagai komponen-komponen lain yang mendukung kegiatan belajar dan pembelajaran terutama memperhatikan komponen anak didik yang merupakan subyek didik. Input tentang anak didik diperlukan agar materi yang disajikan sesuai dengan kemampuan cerna anak didik. Materi khusus yang dimaksud telah digarap dengan baik sebelum kegiatan belajar dan pembelajaran berlangsung.
4.    Ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar dan pembelajaran karena yang mengalami proses pembelajaran adalah siswa. Dalam hal ini keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental harus aktif. Konsep cara belajar siswa aktif tepat diterapkan dalam kegiatan interaksi belajar dan pembelajaran. Anak didik tidak boleh pasif. Seumpama anak belajar mengenderai sepeda tanpa mau berusaha mendayung dengan aktif maka mustahil ia dapat mengendarai sepeda itu dengan baik.
5.    Peran guru sebagai pembimbing. Dalam interaksi belajar dan pembelajaran guru sebagai pembimbing harus berusaha memotivasi anak untuk belajar dan guru memfasilitasi kelas yang kondusif untuk terjadinya interaksi belajar dan pembelajaran yang optimal. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses belajar dan pembelajaran sehingga guru akan merupakan tokoh yang akan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik.
6.    Adanya disiplin. Disiplin dibutuhkan dalam interaksi belajar dan pembelajaran. Interaksi belajar dan pembelajaran adalah suatu pola tingkah laku yang diatur menurut ketentuan yang ditaati oleh semua pihak secara sadar baik pihak guru maupun pihak siswa. Langkah-langkah yang dilaksanakan harus sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan. Penyimpangan dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran disiplin.
7.    Ada batas waktu. Batas waktu menjadi ukuran untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas setiap tujuan akan diberi waktu tertentu kapan tujuan itu harus dicapai. Unsur penilaian sangat penting untuk mengetahui apakah tujuan itu sudah tercapai lewat interaksi belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan itu, atau belum.
8.    Evaluasi. Tiap kegiatan yang bertujuan harus di evaluasi. Tanpa evaluasi tidak dapat dipastikan apakah kegiatan tersebut mencapai tujuan. Tanpa evaluasi pekerjaan menjadi sia-sia. Jadi, masalah evaluasi menjadi masalah yang cukup penting dan tidak bisa diabaikan oleh setiap guru setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Evaluasi diperlukan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan guru.


Cara Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar yang diterapkan siswa, hal ini sesuai dengan pendapat Gie (2000:48) yang mengemukakan bahwa ”Cara belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya”.
Lebih lanjut, Hamalik (2002:38) secara lebih jelas mengemukakan bahwa “Cara belajar adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan/ ujian dan sebagainya”.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cara belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa pada situasi belajar tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pencerminan usaha belajar yang dilakukannya.
1         Aspek-Aspek Cara Belajar
Aspek yang diteliti dalam cara belajar menurut Thabrany (2001:43) adalah: Persiapan Belajar Siswa
            Pada hakekatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Dengan persiapan sebaik-baiknya maka kegiatan/pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga akan memperoleh keberhasilan. Demikian pula halnya dengan belajar, beberapa persiapan yang perlu dilakukan dalam belajar menurut Thabrany (2001:49) adalah:
a.        Persiapan mental

Persiapan mental yang dimaksud adalah bahwa tekad untuk belajar benar-benar sudah siap. Menurut Gie (2000:58) “Persiapan mental merupakan upaya menumbuhkan sikap mental yang diperlukan dalam belajar”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa persiapan mental yang perlu dilakukan adalah:
1.    Memahami arti/tujuan  belajar
2.    Kepercayaan pada diri sendiri
3.    Keuletan
4.    Minat terhadap pelajaran 
b.   Persiapan sarana
      Thabrany (2001:48) mengemukakan ”Sarana yang dibutuhkan dalam belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar”.

1. Ruang Belajar
            Ruang belajar mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar seseorang”. Persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar adalah bebas dari gangguan, sirkulasi dan suhu udara yang baik, penerangan yang memadai.

2. Perlengkapan belajar
Perlengkapan belajar yang perlu disiapkan dalam belajar adalah:
a.  Perabot belajar seperti meja, kursi, dan rak buku
b.  Buku pelajaran
c.  Buku catatan
d.  Alat-alat tulis

2.   Cara Mengikuti Pelajaran
Dalam mengikuti pelajaran yang perlu dilakukan adalah melakukan persiapan dengan mempelajari materi-materi yang akan dibahas dan meninjau kembali materi sebelumnya, bersikap afektif selama kegiatan belajar sampai KBM berakhir.
Hamalik (2002:50) menjelaskan cara mengikuti pelajaran yang baik adalah:
1.  Persiapan, yang harus dilakukan adalah mempelajari bahan pelajaran yang sebelumnya diajarkan, mempelajari bahan yang akan dibahas dan merumuskan pertanyaan tentang materi pelajaran yang belum dipahami.
2.  Aktivitas selama mengikuti pelajaran, hal yang perlu diperhatikan selama mengikuti pelajaran antara lain kehadiran, konsentrasi, catatan pelajaran, dan partisipasi terhadap belajar.
3.  Memantapkan hasil belajar, untuk memantapkan hasil belajar maka harus membaca kembali catatan pelajaran.

3.  Aktivitas Belajar Mandiri
Bentuk aktivitas belajar mandiri yang dilakukan siswa dapat berupa kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegiatan belajar yang dilakukan secara berkelompok.
1.   Aktivitas Belajar Sendiri
Yang dapat dilakukan berupa, membaca bahan-bahan pelajaran dari berbagai sumber informasi selain buku-buku pelajaran, membuat ringkasan bahan-bahan pelajaran yang telah dipelajari, menghafalkan bahan-bahan pelajaran, mengerjakan latihan soal dan lain sebagainya.
2.   Aktivitas Belajar Kelompok
Adapun yang dapat dilakukan dalam belajar kelompok antara lain, mendiskusikan bahan-bahan pelajaran yang belum dimengerti, membahas penyelesaian soal-soal yang sulit dan saling bertanya jawab untuk memperdalam penguasaan bahan-bahan pelajaran.

4.    Pola Belajar Siswa
            Pola belajar adalah cara siswa melaksanakan suatu kegiatan belajar yaitu bagaimana siswa mengatur dan melaksanakan kegiatan-kegiatan belajarnya. Pola belajar siswa menunjukkan apakah siswa membuat perencanaan belajar, bagaimana mereka melaksanakan dan menilai kegiatan belajarnya.

5.  Cara Siswa Mengikuti Ujian
Agar mendapatkan hasil  yang baik dalam ulangan baik ulangan harian maupun ulangan semester sebagai  modal utama adalah penguasaan materi-materi pelajaran yang baik. Oleh karena itu sejak awal  siswa harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil baik dalam ulangan adalah:
a.  Persiapan menghadapi ulangan. Kegiatan belajar untuk menghadapi ulangan, dan mempelajari/menguasai materi ulangan serta mempersiapkan perlengkapan ulangan seperti alat-alat tulis. 
b.  Saat ulangan berlangsung; harus benar-benar memahami soal, tenang, mengerjakan dari hal yang termudah dan meneliti setelah selesai.
c.  Setelah ulangan selesai, yang perlu dilakukan setelah ulangan berakhir adalah memeriksa kembali jawaban-jawaban yang dibuat dalam ulangan.