Cari Blog Ini

Sabtu, 07 Januari 2012

Hakikat Pembelajaran Matematika Menurut Teori Belajar Bruner


Hakikat Pembelajaran Matematika Menurut Teori Belajar Bruner
Dalam kaitanyan dengan pengalaman fisik, Bruner mengemukakan tiga tahap sajian benda yaitu Tahap Enaktif, Tahap Ikonik dan Tahap Simbolik.

Teori Belajar Jerome S. Bruner

Teori Belajar Jerome S. Bruner
Jerome S. Bruner adalah seorang ahli psikologi kognitif. Bruner telah       menulis teori belajar pada umumnya, dan secara khusus tentang bagaimana keyakinan Bruner terhadap anak-anak yang belajar matematika. Metode yang sangat didukung oleh bruner adalah metode belajar dengan penemuan, dengan metode ini anak         didorong memahami suatu hubungan matematika yang belum dipahami sebelumnya, dan yang belum diberikan kepadanya secara langsung oleh orang lain.
Menurut Bruner, penemuan melibatkan kegiatan mengorganisasikan kembali materi pelajaran yang telah dikuasai siswa. Kegiatan ini berguna bagi siswa tersebut untuk menemukan suatu pola atau "keteraturan" yang bersifat umum terhadap situasi atau masalah baru yang sedang dihadapinya. Bruner yakin bahwa dalam mempelajari matematika seorang anak perlu sacara langsung menggunakan bahan-bahan            manipulatif. Bahan-bahan manipulatif marupakan banda konkret yang dirancang   khusus dan dapat diotak-atik oleh siswa dalam berusaha untuk memahami suatu    konsep matematika. Adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan fisik ini akan memberikan kesempatan baginya untuk melaksanakan penemuan.

Prosedur Penelitian


Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat partisifatif, adapun langkah-langkahnya seperti yang dikembangkan oleh Hobkins terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (dalam Suwarsih, 2004: 17).
  1. Pada tahap perencanaan, peneliti menentukan topik-topik yang akan dibahas diruangan yang kemudian diamati dan diteliti serta menentukan waktu melaksanakan penelitian tersebut.
  2. Tahap Tindakan, peneliti memberikan materi pelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun.
  3. Tahap pengamatan, fokus observasinya adalah mengenai proses dan tindakan (aktivitas), serta kendala-kendala yang muncul dilapangan saat pembelajaran berlangsung, baik yang timbul dari faktor guru, faktor siswa secara individual, maupun iklim situasi sosial kelas secara keseluruhan.
4.   Tahap Refleksi, peneliti mengkaji kembali untuk melihat kekurangan dan kelebihan dari hasil tindakan, sekaligus memeriksa ulang, jika terjadi kemajuan harus dipertahankan, namun jika terjadi kekurangan, maka model pembelajaran ini harus direvisi atau bahkan diubah sama sekali untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya.

Keterampilan Guru


Keterampilan guru
            Keterampilan (performance) adalah merupakan seperangkat perilaku nyata yang ditunjukan oleh guru waktu memberikan pelajaran kepada siswanya. Jadi keterampilan ini dapat dilihat dalam rangka interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa. Keterampilan itu umumnya yang tampak dalam tiga kecenderungan, yaitu: yang berpusat pada guru, terpusat pada siswa atau, terpusat pada bahan pelajaran. Keterampilan guru dapat dibedakan menjadi kecenderungan yang menekankan proses interaksi guru-siswa atau, menekankan pada hasil yang diperoleh siswa (Ratumanan, 2004: 45).

Efektifitas


Efektivitas
            Pengertian tentang efektivitas sampai saat ini belum ada rumusan yang jelas dan pasti. Hal tersebut disebabkan karena setiap orang memberi arti yang berbeda, sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Menurut Ahmad Sanusi (1989:9) mengemukakan bahwa :
            Efektivitas adalah terlaksananya kegiatan yang baik, teratur, bersih, dan rapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mengandung unsur yang kreatif dan seni, serta benar-benar bermanfaat dan bermakna. Bermakna dalam arti sesuai dengan kebutuhan dan kaidah etis.
             Efektivitas dalam penelitian ini adalah keberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar siswa sebagai akibat dari pembelajaran, dikatakan efektif apabila hasil belajar siswa yang diajar akan lebih baik dengan taraf yang signifikan.

Sifat Benda


Sifat Benda
Sifat-sifat benda padat
1.      Bentuk benda padat tidak dipengaruhi wadahnya
Kacang goreng yang ada di dalam stoples sama bentuknya dengan kacang goreng di piring. Bola di dalam keranjang tidak berubah bentuk jika diletakkan di atas lantai. Hal ini berarti bentuk benda padat tidak mengikuti bentuk wadahnya. Benda padat tidak berubah bentuk jika hanya berpindah tempat.
2.      Bentuk benda padat dapat diubah
Bentuk benda padat dapat berubah misalnya, piring yang jatuh pecah berserakan, kertas sobek, plastisin yang ditekan maka bentuk plastisin berubah, bentuk benda padat dapat di ubah jika benda itu mendapat perlakuan tertentu, misalnya ditekan, didorong, atau dipotong. Perlakuan ini disebut gaya (Teguh, 2009).

 Sifat-sifat benda cair
      1.   Bentuk benda cair mengikuti bentuk wadahnya
Bentuk benda cair adalah dapat berubah, hal ini bisa dilihat pada air yang dituangkan ke dalam botol, bentuk air seperti bentuk botol, jika air dituangkan ke dalam gelas, bentuk air seperti bentuk gelas, hal itu, berarti bahwa bentuk benda cair mengikuti bentuk wadahnya.
2.      Bentuk permukaan benda cair yang tenang selalu datar
Bentuk permukaan benda cair yang tenang berbeda dengan benda cair yang bergejolak. Bentuk permukaan benda cair dalam wadah tembus pandang terlihat walaupun wadah dimiringkan, permukaan benda cair yang tenang tetap datar. Bagaimanapun cara memiringkannya permukaan benda cair yang tenang selalu datar.
3.      Benda cair mengalir ke tempat yang rendah
Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah karena gravitasi bumi. Aliran air hujan pun jatuh dari tempat yang tinggi. Air sungai mengalir dari daerah pegunungan menuju ke tempat yang lebih rendah. Akhirnya, air sungai masuk ke laut. Karena umumnya, laut merupakan tempat yang paling rendah di permukaan bumi.
4.      Benda cair menekan ke segala arah
Air mempunyai tekanan, dalam satu lokasi (tempat) yang sama, tekanan air dapat berbeda. Semakin rendah, tekanan air semakin besar, hal itu dapat dibuktikan dengan membuat memancar. Pancaran air dari tempat terendah tampak lebih jauh. Itulah sebabnya bendungan dibuat makin ke bawah makin tebal, untuk menahan tekanan air yang makin besar di bagian bawah.
5.      Benda cair meresap melalui celah-celah kecil
Berbagai peristiwa meresapnya benda cair melalui celah-celah kecil yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya minyak tanah, meresap pada sumbu kompor atau sumbu lampu. Peristiwa ini disebut kapilaritas (Teguh, 2009).

Sifat-sifat benda gas
            Berbeda dengan benda padat dan cair, benda gas lebih sulit untuk diamati, contoh benda gas adalah udara dan asap. Udara tidak dapat dilihat, akan tetapi asap dapat dilihat, asap terlihat mengepul dari pembakaran sampah, asap hitam yang keluar dari knalpot kendaraan bermotor. Sifat-sifat benda gas yaitu :
1.      Benda gas dapat mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya.
2.      Benda gas menekan ke segala arah
3.      Benda gas terdapat di segala tempat.
4.      Letak molekulnya sangat berjauhan
5.      Jarak antar molekul sangat jauh bila dibandingkan dengan molekul itu sendiri.
6.      Molekul penyusunnya bergerak sangat bebas
7.      Gaya tarik menarik antar molekul hampir tidak ada
8.      Baik volume maupun bentuknya mudah berubah
Dapat mengisi seluruh ruangan yang ada (Teguh, 2009).