Cari Blog Ini

Kamis, 31 Maret 2011

Metode Eksperimen


Metode Eksperimen
Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan kedalam metode pembelajaran.
Sagala (2005:220) mengatakan, “Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”.
Selanjutnya, Syah (2006:32) mengatakan bahwa:

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa.
Lebih lanjut Djamarah (2002:90) menyebutkan bahwa, “Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

 Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Eksperimen
Menurut Fathurrahman (2008:82), Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan metode eksperimen adalah a) Perencanaan: yaitu meliputi kegiatan menerangkan metode eksperimen, membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang dapat diangkat, menetapkan alat-alat yang diperlukan, menentukan langkah-langkah apa saja yang perlu dicatat dan variabel-variabel yang harus dikontrol; b) Pelaksanaan: melaksanakan pembelajaran dengan metode eksperimen, mengumpulkan laporan, memproses kegiatan dan mengadakan tes untuk menguji pemahaman siswa.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan metode eksperimen menurut Fathurrahman (2008:84) adalah sebagai berikut:
a)      Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan.
b)      Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen.
c)      Sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan pengarahan tentang petunjuk dan langkah-langkah kegiatan eksperimen yang akan dilakukan.
d)     Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah direncanakan, bila hasilnya belum memuaskan dapat diulangi lagi untuk membuktikan kebenarannya.
e)      Setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil pekerjaannya secara tertulis.

Prosedur metode pembelajaran eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah: (a) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen. (b) memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat. (c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. (d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab
Sebaiknya metode eksperimen ini diterapkan pada pelajaran atau materi-materi yang belum diterangkan oleh metode lain, sehingga metode eksperimen ini terasa benar fungsinya bagi siswa.
Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya. 

Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Siswa juga terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

a.    Kelebihan Metode Eksperimen
     Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain:

1)   Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
2)   Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3)   Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

b.    Kekurangan Metode Eksperimen

Metode Eksperimen mengandung beberapa kekurangan, antara lain :

1)    Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi
2)   Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3)    Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4)   Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian (Djamarah, 2002:95).


Sedangkan menurut Roestiyah (2001:81), kelebihan metode eksperimen adalah sebagai berikut:
1)      Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
2)      Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
3)      Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

Kekurangan metode eksperimen adalah:

1)      Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
2)      Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
3)      Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.


Cara Mengatasi Kelemahan-Kelemahan Metode Eksperimen

Ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode eksperimen:
1)   Hendaknya guru menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang ingin dicapai sehingga ia mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dengan eksperimen.
2)   Hendaknya guru membicarakan bersama-sama dengan siswa tentang langkah yang dianggap baik untuk memecahkan masalah dalam eksperimen, serta bahan-bahan yang diperlukan, variabel yang perlu dikontrol dan hal-hal yang perlu dicatat.
3)   Bila perlu, guru menolong siswa untuk memperoleh bahan-bahan yang diperlukan.
4)   Guru perlu merangsang agar setelah eksperimen berakhir, ia membanding-bandingkan hasilnya dengan eksperimen orang lain dan mendiskusikannya bila ada perbedaan-perbedaan atau kekeliruan (Sagala, 2005:221).

Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. (b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih. (c) dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu. (d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu. (e) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

Belajar


Pengertian Belajar
Belajar merupakan hal yang sangat penting, karena menyangkut proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar pihak yang terlibat secara langsung adalah siswa dan guru. Dalam proses belajar mengajar tersebut guru berfungsi sebagai pengajar, sedangkan siswa sebagai individu yang belajar dituntut selalu belajar untuk memperoleh prestasi belajar yang baik.
Belajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri, baik dalam  bentuk pengetahuan dan ketrampilan baru, dalam bentuk sikap dan nilai yang positif. Selama berlangsungnya kegiatan belajar, terjadilah proses interaksi antar orang yang melakukan kegiatan belajar yaitu warga belajar dan sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa manusia, yang berfungsi sebagai fasilitator yaitu tutor dan pamong maupun yang berupa non manusia seperti buku, siaran radio, dan televisi (Suryabrata, 2002:22).
Selanjutnya, Slameto (2003:2) mengatakan bahwa:

Belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan  lingkungannya.

Lebih lanjut, Syah (2006:68) menyebutkan bahwa “Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif”. Sehubungan dengan pengertian ini perlu diutarakan sekali lagi bahwa perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah, dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah segala sesuatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja untuk merubah prilaku kearah yang lebih baik.
Ciri-Ciri Belajar
Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu. Johar (2006:21) merinci ciri-ciri interaksi belajar dan pembelajaran sebagai berikut:
1.    Memiliki tujuan yaitu membentuk anak didik untuk mendapatkan keahlian baru. Hasil belajar dan pembelajaran akan mengantarkan anak didik mengetahui, menguasai, dan terampil melakukan hal-hal baru yang sebelumnya belum dimiliki. Bernilai edukatif apabila proses belajar dan pembelajaran dapat mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan pada awalnya.
2.    Ada suatu prosedur yang dirancang secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur atau langkah-langkah sistematis dan relevan yang harus ditempuh agar tujuan dapat dicapai secara optimal.
3.    Penggarapan materi secara khusus. Materi yang disajikan dipilih dan didesain untuk pencapaian tujuan tertentu. Dengan memperhatikan berbagai komponen-komponen lain yang mendukung kegiatan belajar dan pembelajaran terutama memperhatikan komponen anak didik yang merupakan subyek didik. Input tentang anak didik diperlukan agar materi yang disajikan sesuai dengan kemampuan cerna anak didik. Materi khusus yang dimaksud telah digarap dengan baik sebelum kegiatan belajar dan pembelajaran berlangsung.
4.    Ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar dan pembelajaran karena yang mengalami proses pembelajaran adalah siswa. Dalam hal ini keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental harus aktif. Konsep cara belajar siswa aktif tepat diterapkan dalam kegiatan interaksi belajar dan pembelajaran. Anak didik tidak boleh pasif. Seumpama anak belajar mengenderai sepeda tanpa mau berusaha mendayung dengan aktif maka mustahil ia dapat mengendarai sepeda itu dengan baik.
5.    Peran guru sebagai pembimbing. Dalam interaksi belajar dan pembelajaran guru sebagai pembimbing harus berusaha memotivasi anak untuk belajar dan guru memfasilitasi kelas yang kondusif untuk terjadinya interaksi belajar dan pembelajaran yang optimal. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses belajar dan pembelajaran sehingga guru akan merupakan tokoh yang akan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik.
6.    Adanya disiplin. Disiplin dibutuhkan dalam interaksi belajar dan pembelajaran. Interaksi belajar dan pembelajaran adalah suatu pola tingkah laku yang diatur menurut ketentuan yang ditaati oleh semua pihak secara sadar baik pihak guru maupun pihak siswa. Langkah-langkah yang dilaksanakan harus sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan. Penyimpangan dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran disiplin.
7.    Ada batas waktu. Batas waktu menjadi ukuran untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas setiap tujuan akan diberi waktu tertentu kapan tujuan itu harus dicapai. Unsur penilaian sangat penting untuk mengetahui apakah tujuan itu sudah tercapai lewat interaksi belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan itu, atau belum.
8.    Evaluasi. Tiap kegiatan yang bertujuan harus di evaluasi. Tanpa evaluasi tidak dapat dipastikan apakah kegiatan tersebut mencapai tujuan. Tanpa evaluasi pekerjaan menjadi sia-sia. Jadi, masalah evaluasi menjadi masalah yang cukup penting dan tidak bisa diabaikan oleh setiap guru setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Evaluasi diperlukan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran yang telah dilakukan guru.


Cara Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar yang diterapkan siswa, hal ini sesuai dengan pendapat Gie (2000:48) yang mengemukakan bahwa ”Cara belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya”.
Lebih lanjut, Hamalik (2002:38) secara lebih jelas mengemukakan bahwa “Cara belajar adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan/ ujian dan sebagainya”.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cara belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa pada situasi belajar tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pencerminan usaha belajar yang dilakukannya.
1         Aspek-Aspek Cara Belajar
Aspek yang diteliti dalam cara belajar menurut Thabrany (2001:43) adalah: Persiapan Belajar Siswa
            Pada hakekatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Dengan persiapan sebaik-baiknya maka kegiatan/pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga akan memperoleh keberhasilan. Demikian pula halnya dengan belajar, beberapa persiapan yang perlu dilakukan dalam belajar menurut Thabrany (2001:49) adalah:
a.        Persiapan mental

Persiapan mental yang dimaksud adalah bahwa tekad untuk belajar benar-benar sudah siap. Menurut Gie (2000:58) “Persiapan mental merupakan upaya menumbuhkan sikap mental yang diperlukan dalam belajar”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa persiapan mental yang perlu dilakukan adalah:
1.    Memahami arti/tujuan  belajar
2.    Kepercayaan pada diri sendiri
3.    Keuletan
4.    Minat terhadap pelajaran 
b.   Persiapan sarana
      Thabrany (2001:48) mengemukakan ”Sarana yang dibutuhkan dalam belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar”.

1. Ruang Belajar
            Ruang belajar mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar seseorang”. Persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar adalah bebas dari gangguan, sirkulasi dan suhu udara yang baik, penerangan yang memadai.

2. Perlengkapan belajar
Perlengkapan belajar yang perlu disiapkan dalam belajar adalah:
a.  Perabot belajar seperti meja, kursi, dan rak buku
b.  Buku pelajaran
c.  Buku catatan
d.  Alat-alat tulis

2.   Cara Mengikuti Pelajaran
Dalam mengikuti pelajaran yang perlu dilakukan adalah melakukan persiapan dengan mempelajari materi-materi yang akan dibahas dan meninjau kembali materi sebelumnya, bersikap afektif selama kegiatan belajar sampai KBM berakhir.
Hamalik (2002:50) menjelaskan cara mengikuti pelajaran yang baik adalah:
1.  Persiapan, yang harus dilakukan adalah mempelajari bahan pelajaran yang sebelumnya diajarkan, mempelajari bahan yang akan dibahas dan merumuskan pertanyaan tentang materi pelajaran yang belum dipahami.
2.  Aktivitas selama mengikuti pelajaran, hal yang perlu diperhatikan selama mengikuti pelajaran antara lain kehadiran, konsentrasi, catatan pelajaran, dan partisipasi terhadap belajar.
3.  Memantapkan hasil belajar, untuk memantapkan hasil belajar maka harus membaca kembali catatan pelajaran.

3.  Aktivitas Belajar Mandiri
Bentuk aktivitas belajar mandiri yang dilakukan siswa dapat berupa kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegiatan belajar yang dilakukan secara berkelompok.
1.   Aktivitas Belajar Sendiri
Yang dapat dilakukan berupa, membaca bahan-bahan pelajaran dari berbagai sumber informasi selain buku-buku pelajaran, membuat ringkasan bahan-bahan pelajaran yang telah dipelajari, menghafalkan bahan-bahan pelajaran, mengerjakan latihan soal dan lain sebagainya.
2.   Aktivitas Belajar Kelompok
Adapun yang dapat dilakukan dalam belajar kelompok antara lain, mendiskusikan bahan-bahan pelajaran yang belum dimengerti, membahas penyelesaian soal-soal yang sulit dan saling bertanya jawab untuk memperdalam penguasaan bahan-bahan pelajaran.

4.    Pola Belajar Siswa
            Pola belajar adalah cara siswa melaksanakan suatu kegiatan belajar yaitu bagaimana siswa mengatur dan melaksanakan kegiatan-kegiatan belajarnya. Pola belajar siswa menunjukkan apakah siswa membuat perencanaan belajar, bagaimana mereka melaksanakan dan menilai kegiatan belajarnya.

5.  Cara Siswa Mengikuti Ujian
Agar mendapatkan hasil  yang baik dalam ulangan baik ulangan harian maupun ulangan semester sebagai  modal utama adalah penguasaan materi-materi pelajaran yang baik. Oleh karena itu sejak awal  siswa harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil baik dalam ulangan adalah:
a.  Persiapan menghadapi ulangan. Kegiatan belajar untuk menghadapi ulangan, dan mempelajari/menguasai materi ulangan serta mempersiapkan perlengkapan ulangan seperti alat-alat tulis. 
b.  Saat ulangan berlangsung; harus benar-benar memahami soal, tenang, mengerjakan dari hal yang termudah dan meneliti setelah selesai.
c.  Setelah ulangan selesai, yang perlu dilakukan setelah ulangan berakhir adalah memeriksa kembali jawaban-jawaban yang dibuat dalam ulangan.

Gaya Magnet


Gaya Magnet
Gaya magnet berasal dari magnet. apakah sebenarnya magnet itu? istilah magnet berasal dari  bahasa  yunani, yaitu maknes. Maknes berarti batu dari magnesia itu, suatu daerah kecil di asia. dahulu, di tempat itulah orang pertama kali menemukan batu yang mampu menarik besi. batu itu kemudian diberi nama magnet. kini, batu itu tergolong magnet alam. Setelah manusia mengusai teknolog, dibuat magnet buatan. berbagai benda mampu ditarik oleh magnet tersebut. namun demikian, hanya benda-benda tertentu yang mampu ditarik oleh magnet.
Benda magnetis dan benda nonmagnetis
Benda magnetis atau benda magnetik artinya benda yang memiliki sifat seperti magnet. Benda magnetis dapat menarik benda lain dari logam dan dapat dijadikan magnet. Benda nonmagnet, artinya benda yang tidak memiliki sifat seperti magnet. Sehingga tidak dapat menarik benda lain.
Sifat-sifat magnet
A.   Magnet dapat menarik benda-benda tertentu.
Gaya tarik pada magnet mampu menarik benda-benda tertentu. Tidak semua benda dapat ditarik oleh magnet. Benda yang dapat ditarik oleh magnet adalah benda yang terbuat dari logam tertentu, yaitu besi, nikel, kobalt. Jika suatu benda mengandung salah satu dari bahan logam tersebut maka benda itu dapat ditarik oleh magnet. Benda itu dinamakan benda magnetis.
Benda lainnya tidak dapat ditarik oleh magnet karena tidak mengandung salah satu dari bahan logam besi, nikel, atau kobalt tersebut. Benda ini dinamakan benda nonmagnetis.
B.  Kekuatan gaya magnet
Gaya magnet dapat menembus penghalang, yaitu benda nonmagnetis. gaya tarik magnet masih berpengaruh terhadap benda magnetis dibalik penghalang tersebut. Namun demikian, kekuatan gaya tarik magnet dipengaruhi oleh ketebalan penghalang antara magnet dan benda magnetis.
Makin dekat jarak benda ke magnet, maka makin kuat gaya tarik magnet tersebut. Gaya tarik magnet ini menyebabkan magnet harus disimpan dengan hati-hati. hindarkan magnet dari peralatan elektronika yang rumit, seperti jam, telpon genggam, radio, televisi, komputer, dan lai-lain. Gaya tarik magnet bisa merusak fungsi benda-benda tersebut.
Kekuatan gaya tarik magnet tidaklah merata diseluruh sisi atau bagiannya. Gaya magnet terkuat berada di kedua kutubnya. Pada magnet batang, gaya magnet terkuat berada di kedua ujungnya, yaitu kutub-kutubnya. Jika beberapa benda magnetis didekatkan magnet, maka benda-benda tersebut cenderung untuk segera ditarik ke kutub-kutub tersebut.
C.  Magnet mempunyai medan magnet.
Magnet mempunyai gaya tarik, yaitu dapat mempengaruhi benda dari  besi yang ada disekitarnya. Daerah tertentu disekitar magnet yang dipengaruhi oleh gaya tarik magnet  disebut medan magnet. Medan inilah yang menyebabkan terbentuknya pola tertentu. Pola tersebut disebut garis-garis gaya magnet. Garis-garis tersebut saling bertemu di ujung kedua kutub magnet. Oleh karena itu, kutub magnet memiliki gaya tarik yang kuat dibandingkan sisi magnet lain.
Jika dua kutub magnet yang sejenis didekatkan akan terjadi tolak menolak. Jika dua kutub berlainan didekatkan akan terjadi tarik menarik. Besarnya gaya tarik menarik atau tolak menolak ditentukan oleh kuat medan magnet dan jaraknya. Magnet terbuat dari logam dan magnet dapat menarik benda-benda yang terbuat dari logam, sehingga benda yang terbuat dari kayu, kertas dan plastik tidak dapat ditarik magnet (Sumiharto, 2007:83).
D.  Magnet memiliki dua kutub.
Magnet memiliki dua kutub. jika magnet bisa bergerak bebas, maka ada satu kutub yang itu dinamakan kutub utara magnet. Biasanya diberi warna merah atau huruf N (North). kutub satunya lagi yang menunjukkan ke arah selatan, disebut kutub selatan magnet, biasanya diberi, warna biru atau huruf S ( South). Sifat inilah yang menjadi prinsip dasar kompas.
E.   Kutub senama tolak-menolak. kutub tak senama tarik-menarik.
Kutub-kutub magnet memiliki sifat istimewa. Jika kamu mendekatkan dua kutub magnet yang  senama, maka keduanya akan tolak-menolak. kutub utara satu magnet akan menolak kutub utra magnet yang lain. Demikian juga dengan kutub selatan, jika kami mendekatkan dua kutub yang tidak senama, maka keduanya akan tarik-menarik. Kutub utara sebuah magnet akan menarik kutub selatan yang lain. Demikian juga, kutub selatan sebuah magnet akan menarik kutub utara magnet lain.

F.   Kegunaan magnet
Magnet mempunyai banyak kegunaan. Magnet digunakan pada berbagai macam alat, mulai dari alat yang sederhana sampai yang rumit. kamu dapat menjumpai alat-alat yang menggunakan magnet dalam kehidupanmu sehari-hari. Misalnya, pengunci kotak pensil atau tas, obeng, dan gunting. demikian pula, kompas, dinamo, lemari es, dan alarm pengaman (mobil atau rumah) juga menggunakan magnet.
Magnet juga digunakan pada alat-alat berat untuk mengangkut benda-benda dari besi. magnet pada alat berat itu dibuat dengn cara mengalirkan arus listrik. Arus listrik berasal dari dinamo alat berat tersebut. Pada saat mengangkat benda-benda besi diturunkan (dilepaskan), aliran arus listrik diputuskan.
Tahukah kamu, mengapa gunting jahit mengandung magnet? Gunting jahit dapat menarik jarum-jarum yang berceceran. Dengan demikian, jika ada jarum yang jatuh, maka jarum itu mudah ditemukan dan ditarik oleh gunting jahit.

G.  Membuat magnet
Selain magnet alam, ada juga magnet buatan. Magnet buatan dalah magnet yang dibuat orang dari besi atau baja. magnet buatan digunakan untuk berbagai kebutuhan. Magnet buatan ini dijual di toko-toko tertentu. Bentuk magnet buatan bermacam-macam. Ada yang berbentuk batang, jarum, tabung (silinder), huruf U, dan ada yang berbentuk ladam (tapak kuda).
Logam yang digunakan untuk membuat magnet adalah besi dan baja. Besi dan baja dapat dibuat menjadi magnet karena besi dan baja bersifat feromagnetik (mempunyai sifat magnet yang kuat). Aluminium dan tembaga sulit dibuat manjadi magnet karena mempunyai sifat magnet yang tidak kuat.
Ada beberapa perbedaan pembuatan magnet dari besi dengan pembuatan magnet dari baja. Besi lebih mudah dibuat menjadi magnet dibandingkan baja. Akan tetapi, kemagnetan besi lebih cepat hilang, sedangkan kemagnetan baja lebih tahan lama.
Menurut Haryanto (2004:121) ada beberapa cara membuat magnet:
a.       Cara induksi adalah cara membuat magnet dengan menempelkan benda feromagnetik (paku, jarum, peniti) pada sebuah magnet. Maka pada saat benda menempel pada magnet akan mempunyai medan magnet dan sifat magnet hilang begitu magnet tidak didekatkan.
b.      Cara menggosok. Caranya gosokkan paling sedikit 60 kali paku dengan arah gosokan satu arah saja maka paku akan punya sifat magnet.
c.       Cara aliran listrik. Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet. Magnet yang terjadi karena dialiri aliran listrik. Magnet juga dapat dibuat dengan cara mengalirkan arus listrik. Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet. Magnet yang terjadi karena dialiri arus listrik disebut elektromagnet.
a.       Cara induksi
enda magnetis yang menempel pada magnet dapat menjadi bersifat seperti magnet. Benda ini dapat menarik benda-benda magnetis lainnya. Sifat kemagnetan ini hanya berlangsung sementara. Jika benda dilepaskan dari magnet, maka sifat kemagnetan akan hilang. Cara membuat magnet seperti itu disebut induksi.
                                
b.      Cara gosokan
Pembuatan magnet dapat dilakukan dengan kutub sebuah magnet. semakin banyak gosokan yang dilakukan, semakin kuat sifat kemagnetan besi atau baja tersebut. sifat kemagnetan ini juga berlangsung sementara.




c.       Cara aliran listrik
Magnet juga dapat dibuat dengan cara mengalirkan arus listrik. arus listrik dapat menimbulkan medan magnet. magnet yang terjadi karena dialiri arus listrik disebut elektromagnet. sifat kemagnetan benda yang dialiri arus listrik berlangsung sementara. jika arus listrik terputus, sifat kemagnetan akan hilang.